Berhenti Sejenak



Sejak tulisan ini dibuat, sudah lebih dari dua minggu aku memutuskan untuk menghentikan akses berbagai media sosial termasuk yang paling aktif twitter. Ada beberapa alasan mengapa memutskan untuk menghapus aplikasi ini:
-
Adanya kluster dan jebakan echo chamber: Hanya ada satu sajian yang diberikan pada akun kita tergantung interest. Hal ini membuat tiadanya kesempatan untuk menerima pandangan lain.
-
Sangat agresif untuk menghakimi suatu kelompok yang berbeda: Ketika ada pandangan yang berbeda, dengan segera kelompok lain akan manghakimi seolah kunci kebenaran itu ada pada mereka.
-
Banyaknya akun anonim yang dengan mudah sekali melempar isu dan meninggalkannya begitu saja. Mudah sekali akun yang diorganisir melempar isu dan membiarkannya menjadi bola liar yang tak terkendali.
-
Semakin menegaskan alat negara tidak bekerja secara sistematis. Banyak kasus yang harus diviralkan untuk ditindaklanjuti bisa saja berdampak pada Aparat hanya akan bergerak saat viral. Kita tidak pernah berusaha mendorong untuk menginstitusionalisasi agar berjalan lebih lama dan berlanjut.
Dari sisi pribadi, setelah meninggalkan aplikasi milik Elon ini, ada lebih banyak kesempatan untuk mendapat informasi yang aku inginkan dengan lebih mendalam. Melalui membaca buku, artikel akademis akan berpengaruh untuk mengurangi pembusukan otak.
Emosi diri cenderung lebih tenang dan tidak terlalu reaktif sebelum memperoleh informasi yang cukup. Dalam pandangan pribadi, hendaknya perbedaan itu digunakan untuk memperkaya perspektif dalam membangun negeri ini. Negeri ini haruslah dipupuk dengan dibukanya dialog berbagai arah. Kita harus membuka pikiran agar mau mendengar berbagai macam pandangan yang berbeda. Dengan itulah kita bisa menjadi suatu bangsa yang lebih beradab.