Pertengahan tahun ini menjadi titik refleksi atas perjalanan hidup satu dekade terakhir. Sejak tulisan pertama kali dibuat awal tahun, belum ada kesempatan untuk menggores ulang catatan refleksiku. Kumulai catatan saat masa awal kuliah, karena pada masa ini aku memasuki kehidupan yang baru dan berbeda.
2011-2012
Euforia sebagai mahasiswa baru. Banyak sekali hal baru yang membuat aku tertarik ikut berbagai macam organisasi kemahasiswaan. Setiap materi dari dosenku aku catat, ku rekam materi perkuliahan dan juga kubuat transkripnya. Hingga pada akhirnya memperoleh nilai IPK yang cukup memuaskan.
Hidup dalam kondisi yang ideal dilingkungan kampus, terkadang dengan mudahnya mengambil kesimpulan akan kondisi sosial masyarakat yang sebenarnya. Hidup itu layaknya maraton, dimana kita perlu menjaga stamina untuk terus berlari hingga menyelesaikan etape kehidupan.
2013-2014
Aktif sebagai mahasiwa dan aktifis dimana hari-hari diisi dengan kegiatan diskusi dan juga aksi turun ke jalan. Memperjuangkan tatanan yang sudah ada meski bagi sebagian besar orang saat itu sulit untuk dipahami. Mungkin dikarenakan cara yang digunakan untuk menjelaskan kepada rakyat kecil terlalu diatas awan dan juga tidak memperhatikan kondisi sosial budaya yang ada.
Dunia akademis sempat mengalami penurunan, indikator sederhana adalah Indeks Prestasi yang turus ke titik yang bisa dibilang kurang memuaskan. Diakhir 2014 masih aktif mengikuti berbagai macam lomba dan menjadi panitia diberbagai macam kegiatan.
2015
Masa menuju akhir dimana saat sebagian rekan sudah menyelesaikan studinya, aku masih berkutat dengan mencari tempat untuk kerja praktek dan juga menyelesaikan kuliah di masyarakat. Saat dimana rekanku mengajak untuk mulai mempersiapkan CV untuk mencoba berbagai macam posisi yang tersedia.
Pada akhirnya aku tak terlalu berminat, karena aku masih ingin untuk menjelajahi dunia yang benar-benar baru. Melihat budaya yang benar-benar berbeda dan merasakan bagaimana menjadi minoritas.
Ku buat rencana dan langkah apa yang harus aku ambil. Mendapat kesempatan untuk menjadi asisten peneliti di kampusku tentu sebuah pelajaran berharga, dari situ aku menjaga semangat mencari ilmu dimanapun berada.
2016-2017
Pada awal tahun aku mempersiapkan berbagai macan syarat untuk mengajukan beasiswa dan mencari kampus. Senang rasanya saat aku memperoleh Surat Penerimaan dari beberapa kampus, meski pada akhirnya ada kendala dalam hal beasiswa.
Kujaga asaku untuk memperoleh beasiswa, hingga dipertengahan bulan agustus, ada email yang menyatakan bahwa aku menjadi salah satu penerima beasiswa dari pemerintah Polandia. Saat itu hanya 12 orang yang terpilih. Saat menerima email di Jogja sedang turun hujan cukup deras dan aku masih berada di kampus menjadi asisten Pak Agus. Saat aku menginformasikan ke beliau, beliau berpesan untuk mengambil kesempatan ini. Dengan waktu yang tidak banyak, kupersiapkan berbagai macam dokumen untuk keberangkatan ke benua biru.
Menginjakkan kaki untuk pertama kali disambut udara dingin kota Warsaw. Beruntung ada kakak tingkat yang menjemput kita saat tiba dibandara. Dilanjutkan perjalanan sekitar 6 jam menggunakan bus menuju kota Wroclaw.
Setahun pertama digunakan untuk belajar bahasa dan budaya Polandia. Sempat ada perasaan ragu apakah bisa bertahan dan meneruskan studi mengingat ada beberapa rekan yang akhirnya harus pulang.
Dengan berbagai macam tantangan, bisa memulai perkuliahan di kota Lodz, tempat yang juga mempertemukan aku dengan wanita yang baru aku kenal.
2018-2019
Sempat pulang untuk merencanakan hidup bersama dengan wanita yang aku suka. Karena saat itu belum selesai studi dan ada masalah tentang ijin tinggal, rencana besar itu akhirnya terlaksana di 2019.
2019 merupakan tahun terakhir bagiku untuk menyelesaikan kuliah. Kembali lagi, saat yang lain sudah selesai kuliah dan pulang ke Indonesia, aku masih mencari tempat praktik dan menyelesaikan penulisan thesis.
Aku juga belajar saat aku memutuskan untuk memperpanjang studiku, aku diberi kesempatan untuk mendapatkan tempat praktek dan bekerja. Pengalaman kerja pertamaku diluar sebagai seorang ekspatriat. Bekerja dengan tim dari berbagai negera, membuat aku mengenal budaya dan iklim kerja yang baru.
2020
Akhirnya aku bisa menyelesaikan studi diawal tahun. Kulanjutkan hidup sebagai keluarga baru dengan berpindah dari flat satu ketempat lainnya. Berbagai macam kendala yang ada bisa dihadapi berdua. Kondisi dimana diberi kecukupan dan kesehatan merupakan sebuah anugerah yang sangat luar biasa.
2021
Ada hal yang membuatku harus pulang. Bersyukur masih diberi kesempatan untuk terus berkarya dan melanjutkan perjalanan sebagai anak manusia.